Cinta mulai memainkan not-not rindu, Pada dawai senyum manismu,
Adakah kau lantunkan untukku ?, Sebaris bait “aku mencintaimu” ?
Harmoni yang tercipta, Bergema di dinding-dinding asa, Mengikisnya
menjadi air mata, Hingga runtuh bersama usia.Dari manakah rindu ini
terbawa, Padahal heningnya biasa saja, Hanya tak sadarkah aku, Wangimu
yang masih disudut kalbu. 240 purnama kukira telan kenangan, Rentang
yang cukup bagi sang bulan, Namun justeru habis oleh batara kala, Yang
lapar kalap